Senin, 27 Juni 2011

Wanita Solehah





 

Sobat Muda Muslim,

Apa yang ada dibenak sobat ketika mendengar kata-kata "Wanita Solehah"

Perhiasan dunia yang paling indah bukanlah emas, permata, rumah mewah, mobil, gedung bertingkat namun perhiasan dunia yang paling indah tidak lain dan tidak bukan adalah wanita shalehah.

Rasulullah SAW Bersabda : "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim)

Tolak ukur wanita itu bisa dikatakan shalehah atau tidak adalah ketaqwaannya. Dan kadar ketaqwaannya itu menetukan tingkat keshalehah wanita tersebut. Sedangkan ketaqwaan itu sedikit banyaknya dapat dinilai dari seberapa besar ketaatannya dalam menjalankan ajaran-ajaran Allah, dan dalam menjauhi segala larangan-Nya.

Sobat Muda muslim untuk menjadi seorang wanita solehah dibutuhkan komitmen tinggi terutama bagi remaja karena pada usia remaja, emosinya masih "Labi" . Hal ini dipengaruhi oleh factor lingkungan. Baik itu lingkungan keluarga, sekolah, organisasi, maupun masyarakat secara luas. Misal dilingkungan pesantren seorang wanita tentu akan lebih mudah untuk menjadi seorang wanita solehah, tetapi lain halnya jika dia bertempat tinggal dilingkungan negative. Sehingga factor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap remaja sehingga dapat dikatakan remaja adalah "Produk Lingkungan"

Seorang remaja solehah akan menjadi kunci dalam berumah tangga karena dengan kesolehan dia dapat menjaga keharmonisan rumah tangga & sebagai panutan serta pendidik bagi anak-anaknya kelak.

Tidak berhenti sampai disitu, Wanita shalehah juga merupakan kunci penting dalam menentukan kebaikan dan kemajuan suatu bangsa. Sering sekali kita mendengan istilah, "Di belakang pemimpin yang hebat, ada wanita yang luar biasa". Bahkan wanita adalah tiang negara. Ya, kenyataanya memang benar demikian. Laki-laki tanpa wanita tidak akan jadi apa-apa. Karena banyak laki-laki mendapat inspirasi, motivasi &dukungan untuk bekerja dari seorang wanita, kemudian juga banyak seorang kepala keluarga selalu bersemangat karena istrinya solehah.

Kepada Sobat muda muslim berbahagialah sobat, karena dalam islam Wanita Soleh memiliki kedudukan tinggi & sangat dihormati. Tentu saja wanita soleh disini adalah wanita yang baik dalam artian senantiasa menjaga kewajibannya kepada Allah SWT,.

Keistimewaan-keistimewaan Wanita Solehah dalam Islam :

  1. Do'a wanita solehah lebih makbul daripada do'a seorang laki-laki, karena sifat penyayang seorang wanita lebih kuat daripada sifat penyayang seorang laki-laki. Dan ketika Rasulullah SAW ditanya akan hal tersebut, Baginda menjawab
    "Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."


     
  2. Seorang wanita solehah itu lebih baik daripada 70 orang lelaki soleh.
    Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah SWT dan orang yang takut kepada Allah SWT akan dihindarkan api neraka keatas tubuhnya.


     
  3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.
    Hendaklah mendahulukan anak perempuan dari pada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan keturunan Nabi Ismail A.S.

    Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.


     
  4. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.


     
  5. Dari Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
    Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
    Apabila sobat dipanggil oleh bapa ibu sobat secara bersamaan maka dahulukan ibu sobat terlebih dulu


     
  6. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

     
  7. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

     
  8. Aisyah r.a. berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ? Jawab baginda,"Suaminya."
    "Siapa pula berhak terhadap lelaki ?" Jawab Rasulullah S.A.W. "Ibunya."


     
  9. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dia kehendaki.

     
  10. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

     
  11. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

     
  12. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan-Nya.



     
  13. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

     

  14. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

     
  15. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.
    Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.


     

  16. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baikdaripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
    Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (ASI) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap tetes susu yang diberikannya.


     
  17. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah didalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

     
  18. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

     
  19. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada Yakut.

     
  20. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.


    Jadi sobat hendaklah kita jadikan keistimewaan-keistimewaan diatas sebagai Cermin untuk melihat keindahan seorang wanita solehah, agar kita sebagai seorang wanita muslim dapat melihat indahnya hidup, dan keindahan dapat membuat seorang wanita menjadi sosok yang cantik lahir dan batin sebagai bekal di akhirat.



    Sehingga pada akhirnya kita harus bersyukur atas segala ciptaan Allah termasuk wanita solehah, karena pesonanya akan selalu bersinar dalam setiap langkah kaki seorang lelaki.



    Wallahu a'lam bishshowab.

PACARAN ISLAMI ???????????


Pacaran Islami ?????



Assalamu’alaikum wr. Wb

Sobat Muda Muslim,
Pengertian
Pacaran berasal dari Basa Kawi (Basa Jawa Kuno) yang berarti “Calon Pengantin”. Tetapi dalam islam tidak ada istilah pacaran. Tetapi secara umum pacaran merupakan hubungan (cinta) antara lawan jenis yang tidak terikat pernikahan. Jadi kata pacaran setelah menikahpun secara istilah juga sudah keliru.

Bagaimanakah pandangan Islam Terhadap Pacaran ????
Memang tidak ada satu haditspun yang mengatakan bahwa pacaran itu dilarang (haram) secara eksplisit, karena memang dalam islam tidak ada istilah pacaran tetapi banyak sekali dalil yang dapat kita jadikan sebagai rujukan bagi kita dalam memberikan pendapat tentang pacaran,
Telah kita ketahui sobat muda muslim, Islam Adalah agama yang melarang perbuatan zina, termasuk perbuatan mendekati zina
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra [17] : 32).
Lalu, apa saja perbuatan yang tergolong MENDEKATI ZINA itu? Diantaranya adalah: saling memandang (dengan syahwat), merajuk/manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dll) dengan lawan jenis, berdua-duaan, dll. Karena unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja hal-hal yang di dalamnya terdapat unsur tersebut adalah di larang. Dan dalam berpacaran (remaja) tak jarang para remajapun minimal saling memandang, saling bersentuhan entah sekedar bergandengan tangan ataupun  bersalaman. Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits berikut:
Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: Tidak ada yang kuperhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil daripada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan [pemenuhan nafsu syahwat], maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya…” (HR Bukhari & Muslim)
Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat Al Quran berikut:
“Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya.” (Bukhori dan Muslim)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad).  
“Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HASAN, Thabrani dalam Mu`jam Kabir 20/174/386)
"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan pandangan yang lain. Karena pandangan yang pertama mubah untukmu. Namun yang kedua adalah haram" . (HR Abu Dawud , At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)
“Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari? Kiamat.” (HR. Ahmad)
Dari Jarir bin Abdullah r.a. dikatakan: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang memandang (lawan-jenis) yang (membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan pandanganku.” (HR Muslim)
“Janganlah kau terlalu lembut bicara supaya (lawan-jenis) yang lemah hatinya tidak bangkit nafsu (syahwat)-nya.” (QS al-Ahzab [33]: 32)

Maaf sobat hadits yang lain saya belum mengetahui.
                Sekarang pertanyaannya “Apakah didalam berpacaran terdapat unsur-unsur diatas?” jika terdapat maka sudah jelas jika pacaran itu tidak dibenarkan dalam islam, maka sobat muda muslim jangan mencoba-coba mencari alasan untuk membenarkan pacaran. Tetapi jika dalam berpacaran tidak terdapat unsure-unsur diatas,  maka boleh.

Dalam islam terdapat Ta’aruf – Khitbah. Islam
mengenalkan istilah "khitbah (meminang)”. Ketika seorang laki-laki
menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan
maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa khitbah,
keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan
aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan
selayaknya suami istri.

Ada perbedaan yang mencolok antara PACARAN dengan KHITBAH. Pacaran
tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah
merupakan tahapan untuk menuju pernikahan. Persamaan keduanya
merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang tidak dalam ikatan pernikahan.
Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang
mempraktikkannya. Jika selama masa khitbah, pergaulan antara laki-
laki dan perempuan melanggar batas-batas yang telah ditentukan
Islam, maka itu pun haram. Demikian juga pacaran, jika orang dalam
berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam, maka hal
itu haram.

Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak
dimaksudkan untuk menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat,
apakah hukumnya haram? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah fitrah
yang diberikan allah, sebagaimana dalam firman-Nya berikut:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)

Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan
syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang
secara eksplisit atau implisit melarangnya.  Islam hanya memberikan
batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam
hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri. Tetapi jika batasan-batasan tersebut dilanggar maka itupun tidak boleh.


Di antara batasan-batasan tersebut ialah:

1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina
Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina:
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu
melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada
perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan
dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk
bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.

2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya
Rasulullah SAW bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas
daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau
ia tahu akan berat siksaannya). "


3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya
Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan.
Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan
yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)

4. Harus menjaga mata atau pandangan
Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang
sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah
berfirman, "Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka
memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan
mereka.....Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka
meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan
mereka..." (QS. An-Nur: 30-31)
Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan,
tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan
jenis penuh dengan gelora nafsu.
yang dimaksud menundukkan kepala tidak hanya mengarahkan kepala ke tanah tetapi juga termasuk memejamkan mata ketika melihat lawan jenis yang dapat menimbulkan syahwat.

Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang
memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk
suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah
dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak
wangi yang baunya semerbak, memakai "make up" dan sebagainya setiap
langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang
memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti
perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi
masuk surga)

Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh.
Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandanga n,
berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Tetapi jika sobat muda muslim tidak dapat melakukan hal-hal yang dilarang tersebut diatas maka jangan sekali-kali mencoba, karena azab Allah sangat pedih.

Berdakwah melalui pacaran ????
Ini dia sobat muda muslim yang sering dijadikan alasan para remaja untuk menghalalkan pacaran, yakni LHO SAYA KAN PACARAN TUJUANNYA BERDAKWAH,  tidak cukup sampai disitu, seringkali ditambah SAYA KAN PACARAN HANYA UNTUK MENAMBAH ILMU, AGAR LEBIH MUDAH DALAM BERTUKAR PIKIRAN, DAN PACARANNYA WAJAR2 AJA KOK!!!
Astaghfirullah aladzim, jika alasan diatas yang dikemukakan, maka patut dipertanyakan “berpacaran tujuannya hanya untuk itu, lantas apa perbedaanya dengan berteman biasa?”
Setelah itu orang yang ditanya biasanya balik menanya “LHO SEKARANG SAYA TANYA APAKAH DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS TERDAPAT LARANGAN UNTUK BERPACARAN? TIDAK ADA KAN MAKA PACARAN SAH-SAH SAJA,
Hal diatas atas dikatakan dalam rangka membela pendiriannya yang menghalalkan pacaran (baca artikel diatas hadits  yg mendekati zina), terkadang dapat disertai kalimat2 pedas karena merasa tersinggung,
Jika sudah terlihat marah hentikan pembicaraan, karena ditakutkan dapat berlanjut perang kata.

Sekarang pembahasan, bagi dunia dakwah islam para aktivis dakwah islam tentu sudah terbiasa akan larangan berpacaran, karena lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaatnya. Jadi sangat disayangkan jika orang yang mengaku sebagai aktivis dakwah islam ternyata pacaran, dan berdalih pacaran merupakan media dalam berdakwah. Seumpama kita mw mendakwahi seluruh RT, Rw, atau sekampung, apakah kita juga akan berpacaran dg orang sekampung,,, hehehe


Eittts tunggu dulu, Lalu niatnya dakwah atau pacaran???
Ada yang bilang “sambil menyelam minum air” lha kalo dikaitkan dengan hal ini jadi kesleleken dong sobat muslim, hehehe
Artinya luruskan niat sobat, niat untuk kebaikan ya harus dilakukan dengan cara yang lulus ato benar (sesuai dengan syariat), seperti halnya  “ Jika kita mw bersedekah, tetapi uangnya dari hasil merampok”  sama aja kan sobat muda muslim???, jadi jika seperti ini maka namanya mencampur adukan antara yang hak dengan yang batil dan Allah swt telah melarang hal tersebut, sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui." (QS al-Baqarah [2] : 42).

Jadi sudah jelas kan sobat pendapat pacaran di dalam islam, tidak ada dakwah islam melalui pacaran karena ditakutkan akan mendekati ZINA, dan Rasulullah SAW pun tidak mencontohkan hal tsb.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi sobat muda muslim,
Wallahua’lam bishshowab




Jumat, 24 Juni 2011

Memaafkan diri Sendiri

Memaafkan diri sendiri



Sobat muda muslim,
Dalam hidup kita pasti pernah melakukan perbuatan salah, dosa, yang terkadang perbuatan tersebut sulit untuk kita maafkan,
Diantara tipe memaafkan ada tipe memaafkan kesalahan orang lain, memaafkan keadaan, dan memaafkan diri sendiri
Dari tipe-tipe  tersebut memaafkan diri sendiri mungkin adalah tipe yang paling sulit untuk kita laksanakan sobat muda muslim,
Memaafkan kebodohan yang mungkin dulu pernah kita lakukan, memaafkan kelakuan kita yang mengikuti hawa nafsu sehingga merugikan banyak orang,
ataupun memaafkan kelalaian yang seharusnya tidak kita lakukan. Memaafkan diri sendiri menjadi sangat sulit sobat muda muslim, karena kita serig terperangkap
dalam penjara pemikiran kita sendiri yang dibentengi oleh rasa bersalah kita atas dosa yang kita lakukan.
STOP !!!

APAKAH KITA PERLU MEMAAFKAN DIRI KITA SENDIRI ????????

Jawabannya YA, kita harus memaafkan diri kita sendiri, walaupun mungkin orang lain tidak akan pernah memaafkan diri kita,
Kita harus memaafkan diri kita sendiri, walaupun pandangan orang lain tidak akan berubah terhadap diri kita.
Hukuman dari luar sudah sangat membuat diri kita terpuruk, maka sangat tidak pantas jika kita menghukum diri kita sendiri juga.

Perjuangan hidup kita tidak boleh berhenti karena kesalahan dimasa lalu, yang harus kita lakukan adalah  BANGKIT,
Bangkit dari kesalahan masa lalu yang mungkin tidak ingin kita ingat, bangkit dari  kegagalan yang pernah kita perbuat, bangkit menjadi pribadi
yang lebih mempunyai kualitas diri  untuk menjalankan kewajiban seorang muslim, janganlah takut karena dosa kita di masa lalu Allah enggan mengampuni
kita

Seperti  hadist arbain ke-42
Dari Anas radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : Allah ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi, Hadits hasan shahih)

LALU APA YANG HARUS KITA PERBUAT ????
1.      Positive Thinking
Berfikir lebih dalam Allah menciptakan segala sesuatu tidak ada  yang sia-sia, termasuk manusia, maka perlu sobat ingat kita diciptakan dan diberi kesempatan
Oleh Allah agar kita tidak hidup sia-sia, meskipun kita pernah melakukan dosa sebesar apapun tobat tidak akan sia-sia selama nyawa belum sampai ke
Kerongkongan.
Jadi mulai yakinkan bahwa kita adalah orang yang berguna, bahwa ada hal yang harus kita perbuat selama hidup didunia,
canvas.pngJangan Cuma numpang lewat doang ,,,

Sobat muda muslim INGAT  tidak masalah jika orang lain memandang diri kita hina, asalkan jangan sampai Allah memandang diri kita hina.

2.     Buat rencana kehidupan baru
Setiap hari dalam kehidupan adalah awal yang baru untuk kehidupan kita, jadi buat rencana baru untuk menata hidup kita kembali, buatlah harapan-harapan baru untuk hidup kita, selalu yakinkan pada diri sendiri bahwa kita adalah orang yang luar biasa, yang tak akan tumbang oleh ujian hidup.

3.     Perbanyak berbuat kebaikan
Ikutilah perbuatan dosa dengan kebaikan, karena kebaikan akan menghapuskan dosa tersebut. Perbanyaklah berbuat baik, mulai dari ibadah kita kepada Allah sampai dengan hubungan kita dengan manusia lain. Dengan banyak berbuat baik maka insya Allah kita akan lebih menghargai diri kita (tapi jangan sampai ujub ya, harus ikhlas) dan juga bisa bermanfaat untuk orang lain.

Nah itu tadi sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat bagi sobat muda muslim, Amiin ya Rabbal Alamin




Meninggalkan Sholat


Meninggalkan Sholat ???


Sobat Muda Muslim ini adalah postingan dari saudara muslim kita,

Beberapa hari yang lalu seseorang bercerita padaku dan temanku. Dengan ekspresi kekecewaan yang begitu dalam dia berkata “Ada seseorang yang gak sholat tadi”. Cara pengucapannya sebenarnya datar, tapi apa yang dia sampaikan seperti panah yang langsung menancap pada sebuah pertanyaan, beginikah kalau seseorang berbicara dengan keimanan? Sedikit tapi sangat mengena ke jiwa.
Sebelum-sebelumnya aku menganggap bahwa hal itu adalah hal biasa. Harus realistislah, hidup ini sangat kompleks dan sangat global, bahkan ada juga yang atheis (tak percaya tuhan) jadi jangan berharap semua orang adalah orang baik, orang yang mengenal agama dan orang-orang yang mengakui ke-Esaan Allah. Aku juga punya teman yang bahkan sekali saja sholat dalam sehari enggak, jadi bagiku masih lumayan kalau cuma meninggalkan sekali saja. Mereka juga sudah dewasa, sudah bisa memilih sendiri jalan hidupnya, kalau bagi mereka tidak sholat tidak masalah ya terserah saja kan?. Aku sedikit heran awalnya, kenapa orang yang bercerita tadi begitu terpukul, seakan-akan dirinyalah yang melakukan dosa itu padahal orang yang melakukannya saja tak tampak sebegitu menyesal seperti yang dia rasakan. Apa karena dia pemimpin di tempat ini dan merasa semua dosa yang dilakukan oleh jundinya adalah dosa dia juga?, atau karena dia mempunyai ilmu yang lebih tinggi sehingga kadar penyesalannyapun menjadi berbeda? Atau dia mungkin takut akan pertanggungjawabannya kelak di akhirat karena tak becus menjaga jundi-jundinya? Atau dia menyesal karena acara yang dia susun lewat kepanitiannya justru menjadi ladang dosa, bukannya ladang amal?. Padahal aku, aku yang mempunyai tanggung jawab hampir sama besarnya dengan dia merasa itu adalah hal biasa. Ah… aku baru sadar, ternyata ilmuku masih sangat sedikit bahkan sampai susah untuk menangis dan merasa menyesal sepertinya.
Pernahkah anda meninggalkan sholat? Kemungkinan besar jawaban orang-orang adalah Ya, entah itu akhir-akhir ini ataupun beberapa bulan yang lalu atau mungkin beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu apakah anda sudah tahu seberapa tinggi kedudukan sholat? Ada yang menjawab belum dan mungkin lebih banyak yang menjawab ya. Apa yang membuat kita meninggalkan sholat? Karena tidak sempat, karena males, ataukah alasan-alasan lain yang membenarkan dosa-dosa kita?. Lalu kenapa kita meninggalkan sholat padahal kita tahu itu adalah sebuah kewajiban dan sudah jelas bahwa perhitungannya itu antara surga dan neraka, mungkin pertanyaan ini seperti kenapa kita merokok padahal itu sudah jelas-jelas merugikan diri sendiri. Menurutku itu semua karena kurangnya kesadaran(keimanan). Kesadaran untuk memilih apa yang mau kita lakukan atau tidak. Dan semua itu sangat bergantung dengan ilmu yang kita punyai. Dan manusia akan dihisab dengan ukuran ilmu yang dia punya dan usaha dalam mencarinya. Jadi semakin banyak ilmu sebagai konsekwensinya semakin banyak pula amal yang harus kita lakukan. Tapi kalau ingin aman dan tidak mencari ilmu, maka siap-siaplah untuk menjadi orang bodoh dan tertinggal.
Balik lagi pada kesadaran(keimanan), kesadaranpun tak serta merta hadir begitu saja. Butuh usaha untuk mendapatkannya. Kesadaran adalah sesuatu yang harus dicari. Dicari, dipelajari dan berusaha untuk dilaksanakan. Termasuk kesadaran kenapa kita melakukan apa yang kita lakukan saat ini. Kenapa kita harus sholat? Kenapa kita harus tilawah? Kenapa kita harus berbuat baik? Kenapa kita harus bersyukur? Kenapa kita harus menyesal jika terlanjur berbuat salah? Kenapa kita harus minta maaf? Kenapa kita harus memaafkan? Kenapa dan kenapa yang masih banyak lagi. Jawaban-jawaban itulah yang harus segera kita cari, karena jawaban itulah yang menjadi dasar atas apa yang kita lakukan saat ini. Dan bersyukurlah saat akhirnya kita menemukan jawaban itu. Kesadaran itu mahal sekali harganya, air mata penyesalan jauh lebih mahal lagi karena tak semua orang akan menitikkan air mata karena kesalahannya. Jangan sampai kita tertawa saat kita sadar akan kesalahan kita, ataupun tak merasakan sedikitpun penyesalan, maka itu adalah sebuah pertanda buruk. Saat hal itu datang, coba tanyakan pada diri kita, apa iman masih ada didalam dada kita? Atau sudah terbawa oleh angin karena tipisnya iman yang kita punya.
“Dan sesungguhnya kami jadikan isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati , tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tapi tak digunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS 7:179)

Senin, 20 Juni 2011

10 Tips Menenangkan Hati

10 Tips menenangkan Hati

Sobat Muda muslim ini adalah posting dari saudara muslim kita,


Sobat muda muslim,
Hakikat sebenarnya, tak ada seorang pun bisa terlepas dari masaalah kehidupan. Itulah sunatullah yang berlaku di dunia. Kekayaan, pangkat dan kedudukan takkan mampu menghalanginya.

Namun, Islam memberikan penyelesaian terhadap tekanan hidup itu agar jiwa menjadi tenang. Tak ada istilah stress atau kecewa bagi seorang Mukmin. Persoalannya Islam telah memberikan penyelesaian untuk menghadapi tekanan hidup. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mendapat ketenangan jiwa:


1. Membaca dan mendengarkan kitab suci al-Qur'an :
Suatu ketika seseorang datang kepada Ibnu Mas’ud, salah seorang sahabat utama Rasulullah s.a.w.. Ia mengeluh, “Wahai Ibnu Mas’ud, nasihatilah aku dan berilah ubat bagi jiwaku yang gelisah ini. Hari-hariku penuh dengan perasaan tak tenteram, jiwaku gelisah, dan fikiranku kusut. Makan tak lalu, tidur pun tak lena," kata orang tersebut.

Ibnu Mas’ud menjawab, ”Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat :

Pertama, tempat orang membaca al-Quran. Engkau baca al-Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya.

Kedua, engkau pergi ke majlis ilmu yang mengingatkan hatimu kepada Allah.

Ketiga, engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat mengabdikan diri kepada Allah.

Nasihat sahabat Nabi itu segera dilaksanakan orang tersebut. Sampai saja di rumah, segera ia berwudhu kemudian diambilnya al-Qur'an dan dibacanya dengan khusyuk. Selesai membaca, ia segera dapati hatinya memperoleh ketenteraman, dan jiwanya pun tenang. Fikirannya segar kembali, hidupnya terasa bangkit kembali kembali. Padahal, ia baru melaksanakan satu dari tiga nasihat yang disampaikan sahabat Rasulullah s.a.w tersebut.


2. Menyayangi orang miskin :
Rasulullah s.a.w memerintahkan kepada Muslim yang punya kelebihan harta untuk memberikan perhatian kepada orang miskin. Ternyata, sikap dermawan itu bisa mendatangkan ketenangan jiwa. Mengapa? Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa para Malaikat selalu mendoakan orang-orang dermawan:

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya :“Setiap pagi hari dua Malaikat senantiasa mendampingi setiap orang. Salah satunya mengucapkan do'a: ' Ya Allah! Berikanlah balasan kepada orang yang bersedekah. Dan Malaikat yang kedua pun berdo'a :' Ya Allah! Berikanlah kepada orang yang kedekut itu kebinasaan."

Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang dermawan itu memperoleh dua balasan. Pertama, ia mendapatkan ganjaran atas apa yang diberikannya kepada orang lain. Kedua, mendapatkan limpahan ketenangan jiwa dan belas kasihan dari Allah s.w.t.


3. Melihat orang yang di bawah, jangan lihat orang di atas :
Ketenangan jiwa akan diperoleh jika kita senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah s.w.t, meskipun nampak sedikit. Rasa syukur itu akan muncul bila kita senantiasa melihat orang-orang yang lebih rendah taraf kehidupannya dari kita, baik dalam segi harta kekayaan, tahap kesihatan, rupa paras, pekerjaan dan pendidikannya. Betapa ramai di dunia ini orang yang kurang bernasib baik. Rasa syukur itu selain mendatangkan ketenangan jiwa, juga akan mendapat ganjaran dari Allah s.w.t.

Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Siapa yang tidak bersyukur dengan pemberian yang sedikit, dia juga tidak akan bersyukur dengan pemberian yang banyak. Siapa yang tidak mensyukuri manusia, bererti dia juga tidak mensyukuri Allah. Memperkatakan nikmat Allah adalah tanda syukur, dan mengabaikannya adalah kufur. Berjemaah itu dirahmati, sedangkan berpecah belah itu mengundang azab."
(Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad)


4. Menjaga perhubungan silaturahim :

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memerlukan perhubungan sesama manusia, untuk bantu membantu sesama mereka. Berbagai keperluan hidup tak mungkin diperolehi tanpa bantuan orang lain. Oleh itu, di dalam hadis Rasulullah s.a.w diperintahkan untuk tetap menjalin hubungan silaturahim, sekalipun terhadap orang yang melakukan permusuhan.

Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda bahwa silaturahmi dapat memanjangkan umur dan memurahkan rezeki . Hubungan yang baik di dalam keluarga, maupun dengan jiran tetangga akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kemesraan. Hubungan yang baik itu juga akan menyelesaikan berbagai masaalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud, "Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturahim (menjalinkan hubungan baik) nescaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezeki, ditambah umurnya dan Allah s.w.t. memasukkan ke dalam Syurga."(Hadis Riwayat Ar-Rabii)


5. Banyak mengucapkan kalimah "la hawla wa la quwwata illa billah." dan berzikir kepada Allah.
Sumber ketenangan jiwa yang hakiki adalah bersumberkan dari Allah s.w.t. Oleh itu hendaklah kita selalu menghubungkan hati dengan Allah s.w.t. dalam semua keadaan, baik dalam keadaan senang maupun susah. Banyakkanlah berzikir dan membaca kalimah-kalimah Allah. Perhubungan yang kuat dengan Allah s.w.t. akan membuat jiwa seseorang menjadi kuat, tak mudah diganggu gugat oleh sesiapa pun, apabila hati sentiasa mengingati Allah maka syaitan laknatullah tidak akan dapat mempengaruhi hati dan fikiran kita.


6. Mengatakan kebenaran walaupun pahit didengar :
Hidup ini harus dijaga agar senantiasa berada di atas jalan kebenaran. Kebenaran harus diperjuangan. Pelanggaran terhadap kebenaran akan mendatangkan kegelisahan. Ketenangan jiwa akan terbina apabila kita tidak melanggar nilai-nilai kebenaran. Sebaliknya, pelanggaran terhadap kebenaran akan berpengaruh terhadap ketenangan jiwa. Lihat saja orang-orang kerap berbuat maksiat, kehidupannya dipengaruhi kegelisahan.


7. Sentiasa berlapang dada terhadap kecaman orang lain asalkan yang kita lakukan benar-benar karena Allah :

Salah satu faktor yang membuat jiwa seseorang tidak tenang adalah karena selalu mengambil perhatian kecaman orang lain terhadap dirinya. Sedangkan seseorang akan memiliki pendirian yang kuat jika berpegang kepada prinsip-prinsip yang datang dari Allah s.w.t. yaitu Islam sebagai cara hidup. Sekiranya kita ikuti apa yang berlaku di dunia sekarang ini, ianya akan menganggu ketenagan jiwa kita.


8. Tidak meminta-minta kepada orang lain :

"Tangan di atas (memberi) lebih mulia dari tangan di bawah" adalah hadis Rasulullah s.a.w yang memotivasi setiap mukmin untuk hidup berdikari. Tidak bergantung dan meminta-minta kepada orang lain, kerana jiwanya akan kuat dan sikapnya lebih berani dalam menghadapi kehidupan. Sebaliknya, orang yang selalu meminta-minta menggambarkan jiwa yang lemah. Hal ini tentu membuat jiwanya tidak tenang.


9. Menjauhkan diri dari berhutang :

Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w dengan tegas mengatakan yang bermaksud : “Janganlah engkau jadikan dirimu ketakutan setelah merasakan keamanan!”
(Para sahabat) bertanya:" Bagaimana bisa terjadi seperti itu!"
Sabdanya :" Karena hutang.”

Begitulah kenyataanya. Orang yang berhutang akan senantiasa bimbang dan risau, kerena ia akan didatangi oleh orang yang memberi hutang kepadanya. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak orang mengalami tekanan jiwa. Rasulullah s.a.w juga mengatakan dalam hadisnya yang bermaksud : “Hendaklah kamu jauhi hutang, kerena hutang itu menjadi beban fikiran di malam hari dan rasa rendah diri di siang hari."


10. Selalu berfikiran positif :
Mengapa seseorang mudah stress dan jiwa tak tenang? Salah satu faktornya kerena ia selalu berfikiran negatif. Selalu mencela dan menyesali kekurangan diri. Padahal, setiap kita diberikan oleh Allah s.w.t. berbagai kelebihan. Ubahlah fikiran negatif itu menjadi positif. Ubahlah perasaan keluh kesah yang membuat muka berkerut, lemah badan dan kecewa dengan ucapan yang mengembirakan. Ucapan yang mengembirakan akan membuat kita mudah tersenyum, jiwa menjadi lebih bersemangat. Bukankah di balik kesulitan dan kegagalan ada hikmah yang bisa jadi pelajaran? Dan bukankah dibalik kesulitan ada kemudahan?


Nah semoga tips ini berguna bagi sobat muda muslim,